|
Gambar 1. Aksara Vokal Kawi Standar |
Belakangan, geliat teman-teman semakin terlihat dalam pelestarian aksara Kawi di dunia maya. Hal ini yang membuat saya semakin semangat, karena tidak semua teman yang semangat ini adalah orang-orang yang bekerja/belajar formal arkeologi. Perkembangan yang baik ini bisa saya amati ketika membaca artikel-artikel aksara kuna di internet, yang pada awalnya sangatlah sedikit. Nah, saya ambil contoh saja: Wikipedia. Sudah beberapa kali ditambahkan konten-konten tulisan mengenai aksara Kawi. Top lah. Tetap bekerja kawan-kawan.
Untuk kesekian kalinya saya menulis isi kepala mengenai aksara Kawi. Tulisan ini adalah revisi atas tabel aksara Kawi Awal yang pernah saya post. Jadi, tulisan saya yang dulu saya hapus saja, supaya tidak mubazir.
Aksara Kawi Awal tipe standar, atau kalau boleh saya menyebutnya sebagai aksara Kawi Standar saja, adalah aksara Kawi yang muncul pada abad ke-9 hingga abad ke-10. Aksara tipe ini paling banyak digunakan pada masa pemerintahan Kayuwangi (856-882 M) dan Balitung (899-910 M), sedangkan pada pemerintahan Raja Daksa (910-919 M), tidak ditemukan banyak peninggalannya (de Casparis, 1975). Adapun prasasti yang memiliki aksara tipe ini adalah: p. Wanua Tĕngah, p. Polengan, p. Taji, p. Mantyasih, p. Jurungan, dll.
Bentuk aksara yang saya tampilkan pada tabel ini jelas tidak mewakili dengan persis gaya penulisan citralekha di prasasti-prasasti di atas. Aksara yang ada pada tabel ini adalah aksara Kawi Standar gaya saya. Namun, tentunya tetap dibuat berdasarkan ciri aksara yang muncul di prasasti-prasasti yang disebutkan sebelumnya. Selain dibuat berdasarkan pengamatan, tabel aksara ini juga disusun berdasarkan deskripsi dari buku Indonesian Palaeography oleh de Casparis (1975).